06 April 2009

strategi memecah PKS

Saya membaca sebuah artikel yg betuliskan :






strategi memecah pks

Dalam sejarah perpolitikan Indonesia tidak dapat dipungkiri bahwa PKS adalah sebuah partai yang fenomenal. Ia lahir dari sebuah pola gerakan yang pada awalnya hanya dipandang sebelah mata oleh banyak orang.

Ketika mengawali debute nya di pentas perpolitikan Indonesia dengan ikut serta dalam Pemilu 1999, PKS (ketika itu masih bernama PK) hanya memperoleh suara 1,2 % saja. Hal ini membuat PK gagal menembus electoral threshold, maka di deklarasikanlah PKS sebagai wadah baru untuk melanjutkan kompetisi di Pemilu 2004. Dan pada Pemilu 2004 PKS mengejutkan banyak pihak, karena ia melakuakn lompatan yang sangat besar. Perolehan suara PKS pada Pemilu 2004 adalah 7,34 % dan itu menempatkan PKS pada posisi 5 Besar.

PKS telah menunjukkan dirinya sebagai sebuah partai yang bersih, dengan keputusan setiap anggota dewan yang berasal dari PKS yang tidak mau menerima ‘uang suap’. PKS juga menjadi partai yang peduli terhadap kondisi social masyarakat Indonesia. Kader-kadernya selalu siap untuk terjun lokasi bencana, memberi bantuan moril dan materil, meskipun tidak dalam momen-momen Pemilu seperti yang biasa dilakukan oleh partai lain.

Karakternya yang demikian telah menarik simpati dari banyak masyarakat Indonesia. Dan kemenangan pasangan yang di usung PKS dalam Pilkada di beberapa daerah, semakin menunjukkan pertambahan konstituen yang memilih PKS sebagai partai yang akan menyalurkan aspirasinya dan merubah nasib bangsa Indonesia.

Dan tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang merisaukan bagi pihak lain yang tidak senang dengan perkembangan PKS. Baik itu dari kalangan partai atau mungkin pemerintah, yang diwakili oleh BIN : Badan Intelijen Negara.

Beberapa bulan lalu, sekitar bulan November tersebar sebuah dokumen berjudul Pengendalian Stabilitas Parpol Menjelang Pemilu 2009, yang ditulis oleh As’ad Ali Said, Wakil Ketua Badan Intelijen NegaraBIN (Badan Intelijen Negara). Secara umum berisi tentang strategi-strategi yang akan digunakan untuk memecah PKS. Karena apabila PKS tidak dipecah, seperti yang telah dilakukan terhadap PPP dan PKB, maka PKS akan memperoleh kemenangan dan stabilitas nasional akan terganggu, disebabkan oleh agenda transnasional yang dibawa PKS. Sehingga pada akhirnya PKS akan tetap tumbuh tetapi tidak akan membesar, atau bahkan habis.

Dalam dokumen tersebut, di jelaskan beberapa strategi yang akan digunakan oleh intelijen untuk memecah PKS, diantaranya : penggembosan dari dalam PKS. Strategi standar sebagaimana yang juga dilakukan pada partai partai lainnya seperti PPP dan PKB atau partai lainnya, yaitu merekayasa adanya ketidakpuasan dari kalangan kader dibawahnya atas kebijakan pemimpinnya, dan membuat scenario agar tidak ada kesempatan klarifikasi dari stakeholder atas kejadian sehingga suasana terus memanas. Situasi ini kemudian terus diarahkan dengan adanya safety relief valve atau adanya organisasi/kelompok baru yang dapat menampung aspirasi kader kader tersebut. Atau dialihkan ke HTI atau salafy

Peran media juga direncanakan untuk memecah PKS dengan cara memperbanyak berita berita yang negative tentang struktur ataupun personil DPP PKS melalui media cetak/website dan elektronik.

Selain itu, intelijen dalam dokumen itu juga telah membentuk group-group atau unit-unit kerja yang secara halus dan rutin mendorong terjadinya kegiatan yang menimbulkan kebencian dan kebingungan dikalangan kader PKS. Disana mereka menyebarkan isu tentang adanya keterkaitan sejarah tokoh –tokoh PKS dengan NII

Mereka juga telah mendekati beberapa tokoh muda PKS yang berada di DPR RI untuk melakukan perlawanan suatu saat nanti terhadap kebijakan DPP PKS, bahkan dalam dokumen itu disebutkan tokoh muda yang dimaksud adalah Dt.Bandaro Basa, tahukan? Calon gubernur Sumatera Barat.

Disisi lain intelijen juga telah mengkondisikan pengurus DPP PKS agar mereka terpancing dan membuat kebijakan untuk memecat atau mengeluarkan tokoh – tokoh senior yang juga telah di setting untuk selalu mengkritisi kebijakan DPP, terkait bahwa dengan isu – isu bahwa PKS adalah partai Dakwah sedang kebijakan partai dan sikap sikap pengurus yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip Perjuangan Partai khususnya para pengurus DPP, DPW, DPD, DPC serta DPRa sebagai unit terkecil ditingkat kelurahan. Dengan begitu hal ini secara otomatis juga akan melemahkan kerja kerja politik struktural PKS.

Yang cukup mengejutkan dari dokumen itu di sebutkan bahwa dikalangan para senior PKS yang berseberangan dengan para pengurus DPP sudah menunjukkan intensitas dan rutinitas pertemuan, serta ditargetkan mereka dapat segera di dorong sebagai motor – motor dalam terbentuknya perpecahan secara resmi dikepengurusan partai dalam bentuk PKS yang konservatif (garis keras) dan PKS moderat (kompromise). Dan apabila scenario perpecahan ini gagal, BIN secara paralel juga menjalankan program tim coklat densus 88, yang akan memunculkan keterlibatan Islam garis keras yang nota bene kalangan konservatif PKS dapat dijadikan target karena dibuatkan hubungan yang dekat dengan para tersangka lain, baik yang sudah tertangkap ataupun DPO.

Pada bagian akhir dokumen disebutkan bahwa selain bertujuan untuk memecah PKS yang telah membawa ancaman transnasional bagi NKRI, ternyata operasi ini juga bertujuan untuk meningkat target pencapaian suara PMB. Dan rencana untuk menghentikan pertumbuhan PKS ini juga telah disampaikan saat dilakukannya peningkatan kemampuan kader muda PDS.

Terlepas dari asli atau palsunya dokumen ini, maka ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian kita bersama, para kader dan simpatisan PKS.

Jika dokumen ini palsu, ada dua elemen yang kemungkinan membuatnya. Pertama salah satu dari oknum partai peserta Pemilu yang tidak menginginkan PKS menjadi partai yang besar, kemudian membuat isu dengan mengkambinghitamkan BIN. Sehingga konsentrasi untuk menghadapi Pemilu 2009 menjadi buyar dan terpecah. Jika ini memang palsu, maka elemen kedua yang mungkin membuatnya adalah PKS sendiri, untuk meningkatkan kewaspadaan kader ataupun untuk membendung isu-isu yang akhir-akhir ini terus menyudutkan PKS, seperti Iklan Soeharto, system demokrasi yang syirik, sejarah PKS dll. Tapi ini sangat tidak mungkin. Wallahu’alam

Tetapi apabila isi dokumen ini benar-benar dari BIN, para kader harus memperhatikan beberapa hal:

Pertama,
Rasa tsiqoh terhadap pemimpin harus terus dipupuk. Yakinlah mereka yang ditempatkan sebagai qiyadah dalam barisan da’wah ini adalah orang-orang pilihan dalam lingkaran tarbiyah. Mereka tidak akan mengkhianati kita apalagi da’wah. Kesalahan-kesalahan kecil tentu ada, karena mereka tetap manusia, bukan barisan malaikat.


Kedua,
pola komunikasi harus tetap dijaga antara para qiyadah dan jundi


Ketiga,
setiap permasalahn yang timbul hendaklah di cross cek (tabayun), jangan mudah percaya begitu saja dengan isu-isu yang muncul di media.


Keempat,
tetap taat pada pemimpin selama ia taat pada Allah dan Rasulullah.


Kelima,
Rapatkan barisan, jaga ukhuwah agar tidak renggang


Terakhir,
wa makaru wamakarullah, wallahu khairu makirin. Sebagus dan serapi apapun scenario dari BIN tetap Allah punya scenario yang lebih besar dan penuh kejutan..


Satu yang pasti, kita para kader PKS akan tetap berjuang bersama dengan para qiyadah sampai kemenangan menjadi nyata atau syahid menjemput kita semua.

Bukankah begitu ikhwan wa akhwatifillah??

Tidak ada komentar:

Search Engine

YM

Calendar

Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all